Cari Blog Ini

Kamis, 26 Maret 2009

Perkembangan Bahasa Anak

Setiap manusia mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui bahasa tangis. Melaltii bahasa tersebut scorang bayi mengkomunikasikan segala kebutuhan dan keinginannya. Scjalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani tcrutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang’diutarakan dalam bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ckspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan perkernbangan tersebtit, sebab pada masa ini, sangat menentukan proses belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan scbagainya. Orang tua sangat bertanggung jawab alas kesukscsan belajar anak dan seyogianya selalu berusaha meningkatkan potensi anak agar dapat berkembang secara maksimal. Pada gilirannya anak akan dapat berkembang dan tumbuh menjadi pribadi yang bahagia karena dengan muclali berkomunikasi dengan lingkungan, bersedia mcmbcri dan mencrima segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya.
Bahasa adalah segala bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan scseorang disimbolisasikan agar dapat mcnyampaikan arti kepada orang lain. Oleh karera itu, perkembangan bahasa dimulai dari tangisan pertama sampai anak mampu bertutur kata. Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah mulai srat anak mengucapkan kata kata yang, pertama. Yang merupakan saat paling meiiakjubkan bagi orang tua. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:
1. Fase satu kata atau Holofrase
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kornpleks, baik yang bcrupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa pcrbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bag: anak dapat berarti “saya mau duduk”, atau kursi tempat duduk, dapat juga berarti “mama sedang duduk”. Orang tua baru dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kiia tahu dalam konteks apa kata tersrbut diucapkan, sambil mcngamati mimik (ruut muka) gerak serta bahasa tubuh lainnya. Pada umumnya kata pertama yang diurapkan oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul dengan kata kerja.
2. Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat mcmbuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan uniuk dirinya sendiri. Mulailah mcngadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana.
3. Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang bcrlangsung antara usia dua setcngah sampai lima tahun. Ketcrampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak buKan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata dcmi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam pcmakaian kata bcnda dan kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya, mampu mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran dan berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, member! tahu dan bentuk-bentuk kalimat lain yang umum untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.
a. Bahasa Tubuh
Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa salah satu jenis bahasa adalah bahasa tubuh. Bahasa tubnh adalah cara seseorang berkomunikasi dengan mempergunakan bagian-b;:gian dari tubuh, yaitu melalui gcrak isyarat, ekspresi wajah. sikap tubuh, langkah serta gaya tersebut pada umumnya disebut bahasa tubuh. Bahasa tubuh sering kali dilakukan tanpa disadari. Sebagaimana fun^si bahasa Iain, bahasa tubuh juga merupakan ungkapan komunikari anak yang paling nyata, knrena merupakan ekspresi perasaan serta keinginan mereka terhadap orang lain, misalnya terhadap orang tua (ayah dan ibu) saudara dan orang lain yang d.ipat mememihi atau mengcrti akan pikiran anak. Melalui bahasa tubuh anak, orang tua dapat mtmpclnjari apaknh anaknya mcnangis knrena lapar, sakit, kcsepian atau bosan pada waklu tcrtcntu.
b. Bicara
Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Semenjak anak masih bayi string kali menyadari bahwa dengan mempergunakan bahasa tubuh dapat terpenuhi kebutuhannya. Namun hal tersebut kurang mengerti apa yang dimaksud oleh anak. Oleh karena itu baik bayi maupun anak kecil stlalu berusaha agar orang lain mengcrti maksudnya. Hal ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk-bcntuk komunikasi yang lain yang .dipakai anak sebelum pandai berbicara. Oleh karena bagi anak bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tctapi juga birfungsi nntuk mcncapni tujuannya, misalnya:
1) Scbagai pcmuas kcbutuhan dan keinginan
Dengan berbicara anak mudah untuk mcnjclaskan kebtit’ihan dan keinginannya tanpa harus menunggu orang lain mengerti tangisan, gerak tubuh atau ekspresi wajahnya. Dengan demikian kemampuan berbicara dapat mengurangi frustasi anak yang disebabkan oleh orang tua atau lingkungannya tidak mengerti apa saja yang dimaksudkan oleh anak.
2) Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain
Pada umumnya setiap anak merasa senang menjadi pusat perhatian orang lain. Dengan melalui keterampilan berbicara anak berpendapat bahwa perhatian Orang lain terhadapnya mudah diperoleh melalui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada orang tua misalnya apabila anak dilarang mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. Di samping itu berbicara juga dapat untuk menyatakan berbagai ide, sekalipun sering kali tidak masuk akal-bagi orang tua, dan bahkan dengan mempergunakan keterampilan berbicara anak dapat mendominasi situasi “.ehingga terdapat komunikasi yang baik antara anak dengan teman bicaranya.
3) Sebagai alat untuk membina hubungan sosial
Kemampuan anak berkomunikasi dengan orang lain merupakan syarat penting untuk dapat menjadi bagian dari kelompok di lingkungannya. Dengan keterampilan berkomunikasi anak-anak Icbih mudah diterima oleh kelompok sebayanya dan dapat mempcroleh kescmpatan Icbih banyak untuk mendapat peran sebagai pcmimpin dari suatu kelompok, jika dibandingkan dengan anak yang kurang terampil atau tidak memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.
4) Scbagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri
Dari pernyataan orang lain anak dapat mengetahui bagaimana perasaan dan pendapat orang tersebut terhadap sesuatu yang telah dikatakannya. Di samping anak juga mendapat kesan bagaimana lingkungan menilai dirinya. Dengan kata lain anak dapat mengevaluasi diri mclalui orang lain.
5) Untuk dapat mcmpengaruhi pikiran dan peiasaan orang lain
Anak yang suka,berkomentar, menyakiti atau mengucapkan sesuatu yang tidak menyenangkan tentang orang lain dapat menyebabkan anak tidak populer atau tidak disenangi lingkungannya. Sebaliknya bagi anak yang suka mcngucapkan kata-kata yang menyenangkan dapat merupakan medal utama .bagi anak agar diterima dan mendapat simpat’ dari lingkungannya.
6) Untuk mempengaruhi perilaku orang lain
Dengan kemampuan berbicara dengan baik dan penuh rasa percaya diri anak dapat mempengaruhi orang lain atau teman sebaya yang berperilaku kurang baik menjadi teman yang bersopan santun. Kemampuan dan keterampilan berbicara dengan baik juga dapat merupakan modal utama bagi anak untuk menjadi pemimpin di lingkungan karena teman sebryanya menaruh kepercayaan dan simpatik kepadanya.

c. Potensi Anak Berbicara Diditkung oleh Beberapa Hal
1) Kematangan alat berbicara
Kemampuan berbicara juga tergantung pada kematangan alat-alat berbicara. Misalnya tenggorokan, langit-langit, lebar rongga mulut dan Iain-lain dapat mempengaruhi kematangan berbicara. Alat-alat tersebut baru dapat berfungsi dengan baik setelah sempi’rpa dan dapat membentuk atau memproduksi suatu kata dengan baik scbagai permulaan berbicara.
2) Kesiapan berbicara
Kesiapan mental anak sangat berganrung pada pertumbuhan dan kematangan otak. Kesiapan dimaksud biasanya dimnlai sejak anak berusia antara 12-18 bulan, yang discbut teachable moment dari perkembangan bicara. Pada saat inilah anak betul-betul sudah siap untuk belajar. bicara yang sesungguhriya. Apabila tidak ada gangguan anak akan segera dapat berbicara sekalipun belum jelas maksudnya.
3) Adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak
Anak dapat membutuhkan suatu model tertentu -agar dapat
melafalkan kata dengan tepat untuk dapat dikombinasikan dengan
kata lain sehingga menjadi suatu kalimat yang berarti. Model
tersebut dapat diperoleh dari orang lain, misalnya orang tua atau
saudara, dari radio yang sering didengarkan atau dari TV, atau aktor
film yang bicaranya jelas dan berarti. ^Anak akan mengalami
kesulitan apabila tidak pernah memperoleh model scbagaimana
disebutkan diatas. Dengan scndirinya potcnsi anak tidak dapat
berkcmbang scbagaimana mcstinya. .
4) Kesempatan berlntih
Apabila anak kurang mendapatkan latihan keterampilan berbicara akan timbul frustasi dan bahkan sering kali marah yang tidak dimengerti penyebabnya oleh orang tua atau lingkungannya: Pada gilirannya anak kurang memperoleh moUvasi untuk belajar berbicara yang pada umumnya disebut “anak ini lamban” bicaranya.
5) Motivasi untuk belajar dan berlalih
Memberikan motivasi dan melatih anak untuk berbicara sangat penting bagi annk karena untuk memenuhi kebutuhannya untuk memanfaatkan potensi anak. O’-ang tua hendaknya selalu berusaha agar motivasi anak untuk berbicara jangan terganggu atau tidak mendapatkan pengarahan.
6) Bimbingan
Bimbingan bagi anak sangat. penting untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena itu hendaknya orang tua suka memberikan contoh atau model bagi anak, berbicara dengan pelan yang mudah diikuti oleh anak dan orang tua siap memberikan kritik atau mcmbetulkan apabila dalam berbicara anak berbuat suatu kesalahan. Bimbingan tersebut sebaiknya selalu dilakukan secara terus menerus dan konsisten sehingga anak tidak mengalami kesulitan apabila berbicara dengan orang lain.
d. Gangguan dalam Perkembangan Berbicara
Di samping berbapai faktor tersebut terdapat beberapa gangguan yang harus diatasi oleh anak dalam rangka belajar berbicara.Perkembangan berbicara merupakan suatu proses y?ng sangat sulit dan rumit. Terdapat beberapa kendala yang sering kali dialami oleh anak, antara lain:
1) Anak cengeng
Anak yang sering kali menangis dengan berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada fisik maupun psikis anak. Dari segi fisik, gangguan tersebut dapai berupa kurangnya energi sehingga secara otomatis dapat menyebabkan kondisi anak tidak fit. Sedangkan gangguan psikis yang muncul adalah perasaan ditolak atau tidak dicintai oleh orang tuanya, atau anggota kcluarga lain. Sedangkan rcaksi sosial tcrhadap tangisan anak biasanya bernada negatif. Oleh karena itu pcranan orang tua sangat penting untuk menanggulangi hal tersebut, salah satu cara untuk mengajarkan komunikasi yang cfcktif bagi anak.
2) Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain
Sering kali anak tidak dapat memahami isi pembicaraan orang tua atau anggota keluarga lain. Hal ini disebabknn kurangnya perbeidaharaan kata pada anak. Di samping itu juga dikarenakan orang tua sering kali berbicara sangat cepat dengan mempergunakan kata-kata yang belum dikenal oleh .anak. Bagi keluarga yang mcnggunakan dua bahasa (bilingual) anak akan. lebih banyak mengalami kesulitan untuk memahami pembicaraan orang tuanya atau saudaranya yang tinggal dalam satu rumah. Orang tua hendaknya selalu berusaha mencari penyebab kesulitan anak dalam memahami pembicaraan tersebut agar dapat memperbaiki atau membetulkan apabila anak kurang mengerti dan bahkan salah mengintepretasikan suatu pembicaraan.

Minggu, 22 Maret 2009

PEMBAGIAN IKLIM MENURUT KOPPEN

Selain pembagian iklim menurut letak garis lintang dan ketinggian tempat, berikut ini akan diuraikan tentang pembagian iklim menurut beberapa para ahli antara lain:
a.

Pembagian Iklim Menurut Dr. Wladimir Koppen
Pada tahun 1918 Dr Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari Jerman) membuat klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi simbol A, B, C, D, dan E.

1. Iklim A atau iklim tropis. Cirinya adalah sebagai berikut:
• suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C,
• suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,
• curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan
• tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.

2. Iklim B atau iklim gurun tropis atau iklim kering, dengan ciri sebagai berikut:
• Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa);
• Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar;

3. Iklim C atau iklim sedang. Ciri-cirinya adalah suhu rata-rata bulan terdingin antara 18° sampai -3°C.

4. Iklim D atau iklim salju atau microthermal. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: Rata-rata bulan terpanas lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari - 3°C.

5. Iklim E atau iklim kutub . Cirinya yaitu terdapat di daerah Artik dan Antartika, suhu tidak pernah lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari - 3°C.

Dari kelima daerah iklim tersebut sebagai variasinya diperinci lagi menjadi beberapa macam iklim, yaitu:

1. Daerah iklim A, terbagi menjadi empat macam iklim, yaitu sebagai berikut:
(1) Af = Iklim panas hujan tropis.
(2) As = Iklim savana dengan musim panas kering.
(3) Aw = Iklim savana dengan musim dingin kering.
(4) Am = Iklim antaranya, musim kering hanya sebentar.

2. Daerah iklim B, terbagi menjadi dua macam iklim, yaitu:
(1) Bs = Iklim steppa, merupakan peralihan dari iklim gurun (BW) dan iklim lembab dari iklim A, C, dan D.
(2) BW = Iklim gurun.

3.
Daerah iklim C, terbagi menjadi tiga macam iklim, yaitu:
(1) Cs = Iklim sedang (laut) dengan musim panas yang kering atau iklim lembab agak panas kering.
(2) Cw = Iklim sedang (laut) dengan musim dingin yang kering atau iklim lembab dan sejuk.
(3) Cf = Iklim sedang (darat) dengan hujan pada semua bulan.

4. Daerah iklim D, terbagi dua macam iklim, yaitu:
(1) Dw = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering.
(2) Df = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.

5. Daerah iklim E, terbagi menjadi 2 macam iklim, yaitu:
(1) ET = Iklim tundra, temperatur bulan terpanas antara 0( sampai 10(C.
(2) Ef = Iklim salju , iklim dimana terdapat es abadi.

Perlu Anda ketahui bahwa menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D.
Af dan Am

=


terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara.
Aw

=


terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti daerah-daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan.
C

=


terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan.
D

=


terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.

Sabtu, 21 Maret 2009

PENGERTIAN PETA

Slide 5
-->
ØPeta adalah gambaran unsur-unsur atau kenampakkan abstrak, yang dipilih dari permukaan bumi atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar yang diperkecil/diskalakan (International Cartographic Association/ICA) ), sedang definisi peta menurut beberapa ahli sbb:
1.Peta merupakan penyajian grafis dari bentuk ruang dan hubungan keruangan antara berbagai perwujudan yang diwakili. Peta dalam ilmu geodesi merupakan gambaran dari permukaan bumi dalam skala tertentu dan digambarkan di atas bidang datar melalui sistem proyeksi (Aryono P., 1989: 1),
2.Peta adalah penyajian atau abstraksi kenyataan geografik, yaitu suatu alat untuk menyajikan informasi geografi dengan cara visual, digital atau nyata (Board, 1990 dalam Menno-Jan Kraak dan Ferjan Ormeling, 2007: 37),
3.Peta adalah gambaran sebagian permukaan bumi diatas bidang datar (kertas), dalam skala dan sistem proyeksi tertentu (Priambodo Pariadi, 2005: 3),
4.Peta adalah gambaran suatu wilayah dipermukaan bumi. Biasanya digambarkan di lembar kertas serta mengandung informasi tentang wilayah (Imam Hanafi, 2006: 6),
5.Peta adalah suatu gambaran konvensional, sebagian besar dibuat di atas bidang datar yang menggambarkan fenomena nyata maupun abstrak yang terdapat dalam ruang (Menno-Jan Kraak dan Ferjan Ormeling, 2007: 37).