KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmatnya jualah sehinggga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir yang membahas tentang klasifikasi tanah, pada mata kuliah GEOGRAFI TANAH. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat serta pengikut beliau dari dulu hingga akhir jaman.
Kami atas nama kelas A anggkatan 2008 memohon kritik dan saran apabila dalam penyusunan laporan kami yang membahas tentang kalasifikasi tanah ini ada kesalahan, serta kata–kata yang kurang berkenan serta menyinggung perasaan dosen pengajar, saya mohon ma’af yang sebesar-basarnya.
Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada seluruh dosen pengajar, yang telah membimbing kami, serta kepada orang tua kami yang selalu memberikan kesempatan kepada kami untuk menuntut ilmu, dan terus memberikan serta memberikan dukungan baik berupa maral maupun muril, dan tak lupa juga saya ucapakan terima kasih kepada teman-teman yang terus membantu dalam suka maupun duka, semoga ilmu yang kita peroleh dapat kita amalkan demi bangsa, Negara dan agama.
Mungkin hanya itu yang dapat kami sampaikan, atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Hormat kami
Anggota kelas
A. PROSES PEMBENTUK TANAH DI INDONESIA
Tanah merupakan bagian dari permukaan bumi yang berasal dari batuan yang mengalami pelapukan. Jadi telapuknya batuan itu merupakan proses penting dalam pembentukan tanah, suhu yang tinggi pada siang hari menyebabkan permukaan batuan memenas dan mengembang selama batuan tersebut terkena panas maka akan terjadi pelapukan, suhu yang rendah pada malam hari menyebabkan pendinginan pada batuan, hal ini juga dapat menyebabkan pelapukan, hujan turun mengenai batuan sehingga batuan mengerut pada saat suhu turun, hal ini juga dapat mengakibatkan pelapukan, karena adanya pemanasan dan pendinginan secara bergantian menyebabkan permukan batuan retak dan akhirnya terjadilah pelapukan, akhirnya dari hancuran-hancuran batuan yang diakibatkan beberapa hal tadi, membentuk tanah, dan ahkirnya menjadi sebuah tanah baru.
Gambar 1.1 Gambar 1.2
Gambar 1.3
B.CIRI-CIRI TANAH
Komposisi tanah beraneka ragam, sehingga tanah memiliki sifat fisika, kimia, dan sifat biologi yang beragam.
c. Sifat Fisika Tanah
1) Tekstur Tanah
Pantai adalah deerah perbatasan antara daratan dan lautan dimana tanah yang ada dipesisir pantai tanahnya banyak mengandung pasir kandungan tanah alaminya berukuran 0,05-2 milimeter. Selain tanah pasir kita juga mengenal tanah lempung, tanah lempung adalah tanah yang banyak mengandung kandungan lempung, apabila kandungan partikel lempung, pasir dan debu seimbang, tanah tersebut merupakan tanah geluh.jadi tekstur tanah adalah keadaan kandungan tanah yang menyatakan berapa besar kandungan tanah alaminya.dan jenisnya pun bisa lempung, pasir dan liat.
2) Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan cara pengikatan butir-butir tanah yang satu terhadap yang lain, jika kita memperhatikan tanah yang digali dengan kedalaman lebih dari satu meter, atau jika kita perhatikan pada dinding lereng yang tidak tertutup vegetasi akan tampak perbedaan gumpalan-gumpalan tanah. Kalau tanah di gali kurang dari 30 meter mempunyai struktur granular yang artinya mempunyai kumpulan butiran tanah yang bersifat tunggal.
Pada lahan rawa atau gurun, struktur tanah kurang atau tidak terbentuk, karma butiran tanah bersifat tunggal atau tidak terikat satu sama lain. Beberapa jenis struktur tanah antara lain berupa gumpalan atau remah.
3) Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah merupakan sifat fisik yang menyatakan besar kecilnya gaya kohesi dan adhesi dalam berbagai kelembapan.
4) Lengas Tanah
Lengas tanah adalah kelembapan yang terjadi pada tanah, misalnya pada kacang tanah yang baru dipanen tanah-tanah menimpel pada kacang tersebut, itulah yang disebut dengan lengas tanah.dimana tanah mesih mengandung partikel-pertikal air, sehingga tanah seolah-olah tanah liat yang mudah menimpel, tetapi kalau diamati tanah tersebut bukan tanah liat.
5) Udara Tanah
Udara tanah adalah kandungan O2 dalam tanah, kandungan ini memepengaruhi kesuburan tanah misalnya tanaman palawija yang terkena tergenag air terlalu lama maka akar-akar tumbuhan akan busuk,dan mengakibatkan kematian.
6) Warna Tanah
Warna tanah beragam dan sangat banyak macamnya, misalnya tanah yang ada disawah yang berwarna coklat, merah, kuning, warna tanah pada pengunungan vulkanis berbeda dengan warna tanah pada pengunungan kapur, dari warna tanah kita dapat mendefinisikan kesuburan tanah tersebut.
7) Suhu Tanah
Bila kita pergi ke ladang atau ke sawah pada pagi hari terasa lebih dingin dibandingkan pada siang hari, bila menganjak tanah pasir pada siang hari terasa lebih panas ,dari pada tanah lempung, hal ini dikarnakan tanah mempunyai suhu atau temperature tanah.
8) Permeabilitas Tanah
Merupakan kecepatan air merembes ke dalam melalui pori-pori baik kearah horizontal maupun vertical. capat lambatnya perembesan air sangat ditentekan tekstur tanah.
9) Drainase Tanah
Drainase tanah merupakan kemampuan tanah mengalirkan dan mengatuskan kelebihan air, baik air yang berada dalam profil tanah maupun pada permukaan tanah
b. Sifat Kimia Tanah
Tanah selaku tubuh alam mempunyai komposisi kimia berbeda-beda. Tanah terdiri atas berbagai macan am unsure kimi. Penentu sifat kimia tanah antara lain berupa kandungan bahan organic, unsure hara, dan pH tanah. Tanah yang kita liat, adalah suatu campuran dari material-material batuan yang telah lapuk (sebagai bahan organik), material organik, bentuk-bentuk kehidupan ( jasad hidup tanah), udara, dan air. Bahan organik terdiri atas sisa-sisa tanaman dan hewan dalam tanah, termasuk juga kotoran dan lender-lendir serangga, cacing, serta binatang besar lainnya.
Kandungan bahan organik dalam tanah mempengaruhi sifat tanah. Pada tanah dengan kandungan bahan organic yang tinggi akan memberikan efek warna cokelat hingga hitam. Sehingga sifat kimia tanah berupa kandungan bahan organic dapat dikenali dari warnanya. Selain itu, pengenalan ada tidaknya bahan organik secara kualitatif dapat dapat dilakukan dengan menetes contoh tanah dengan hydroxyd (H2O2) 10%. Jika pada tanah mengandung bahan organik maka setelah ditetesi H2O2 akan tampak adanya percikan atau gelembung-gelembung.
c. Sifat Biologi Tanah
Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman dan tempat hidup organisme dalam tanah menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman dan organisme lainnya, sehingga di dalam tanah terjadi prosese-proses yang menghasilkan sifat biologi tanah, misalnya adanya cacing tanah akan meningkatkan unsur nitrogen, phosphor, kalium serta kalsium dalam tanah sehingga dapat meninggkatkan kesuburan tanah.
Peranan cacing tanah yang lain berupa lubang yang ditinggalkan di tanah akan meningkatkan drainase tanah, hal ini penting dalam perkembangan tanah. Cacing-cacing mengangkut tanah, mencampur dan mengumpulkan sejumlah bahan organik yang belum terombak seperti daun dan rumput yang di gunakan sebagai makanan.
d. Profil Tanah
Tanah mempunyai persebaran secara horizontal, sehingga sifat-sifat tanah tersebut dapat di bedakan pada setiap tempat. Selain itu sifat-sifat tanah secara vertical juga bisa berbeda. Hal ini karena tanah mempunyai perlapisan-perlapisan. Perlapisan tanah secara umum dibawah ini sebagai berikut :
Gambar 1.
1. Lapisan Tanah Atas atau Horizon O dan A1
lapisan ini merupakan lapisan tanah teratas. Pada umumnya mengandung bahan organik karna merupakan tanah yang muda (baru berbentuk), sehingga masih banyak dipengaruhi oleh kondisi di atas permukan tanah. Lapisan ini ditandai dengan adanya zona perakaran dan kegiatan jasad hidup tanah.
2. Lapisan Tanah Bawah atau Horison E dan B
Lapisan ini juga mengandung bahan organik, tetapi kurang dibandingkan dengan lapisan tanah atas. Pada lapisan ini merupakan zona pengendapan partikel tanah yang tercuci dari horison A
3. Lapisan Tanah Horison C
Pada lapisan ini terdiri atas tanah yang sudah terbentuk, tetapi masih menujukan cirri-ciri struktur batuan induk.
4. Bedrock
Lapisan ini merupakan lapisan batuan induk yang masih padu.
Pada setiap tempat, kedalaman dan ada tidaknya tiap lapisan berbeda-beda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh Faktor pembentuk di daerah tersebut, tiap lapisan ini mempunyai cirri yang berbeda-beda, pada gambar di atas telah dilihatkan secara rinci dan jelas.
C. JENIS-JENIS TANAH
Gambar 1.2
Tanah adalah sabagai laboratorium alam yang menyediakan unsure hara bagi tanaman, dalam pendidikan gografi dikenal dengan geografi tanah , yang mempelajari sifat-sifat dan cirri-ciri tanah pada berbagai daerah tertentu dalam konteks keruangan, yang sudah mecakup didalamnya ada persamaan dan perbedaan daerah atau wilayah yang satu dengan yang lain maupun kondisi fisik ( iklim, tanah, bentuk, wilayah, perairan, flora dan fauna dll. )
Tanah juga memiliki kandungan zat-zat yang berguna bagi tanaman dan mikro organisme yang berda dalam tanah, zat-zat ini juga merupakan kesatuan komponen pembentuk tanah yaitu
Bahan mineral
Adalah bahan pembentuk tanah yang berasal dari pelapukan batuan yang susunan mineralnya bervariasi tergantug sumber batuan yang melapuk, baik itu dari batuan kapur, yang setelah berproses menjadi tanah kapur maupun batuan-batuan yang lainnya
Bahan organik
Adalah bahan pembentuk tanah yang terjadi akibat proses pelapukan, maupun pembusukan dari bahan-bahan organic baik dari hewan, tumbuhan maupun jasad remik lainnya.
Air
Air peranannya dalam proses pembentuk tanah adalah, sebagai pengikis tanah yang ada di pegunungan, pesisir pantai, pinggir sungai, maupun pinggir danau, dalam pergerakannya air mengikis suatu tanah, dengan berbagai cara biasa dari glombang, hujan, tumpukan air (genangan),dengan terkikisnya tanah tersebut maka terbentuklah sebuah tanah yang baru, kalau di daerah pinggiran sungai air membantu dalam pengendapan yang sering kita kenal dengan tanah alluvial, yang mana tanahnya sangat subur, selain itu air juga berfungsi bagi tanaman sebagai unsure hara.
Udara
Udara peranannya dalam pembentukan tanah adalah sebagai pengisi poro- pori dalam tanah, yang mana fungsi pori-pori tersebut adalah sebagai sirkulasi air dengan udara dalam tanah yang menyuburkan tanah.
Untuk lebih jelasnya kita bahas tabel diatas yang menjelaskan klasifikasi tanah :
Entisol
Ciri-ciri ;
Tanah yang baru berkembang
Belum ada perkembangan horisontanah
Meliputi tanah-tanah yang berada diatas batuan induk
Termasuk tanah yang berkembang dari bahan baru
Mencakup kelompok tanah alluvial, regosol dan litosol dalam klasifikasi dudal-supratohardjo. Tipe ini di sepanjang aliran besar merupakan campuran mengandung banyak hara tanaman sehingga dianggap subur. Tanah Entisol di Indonesia umumnya memberi hasil produksi padi (misalnya : Kerawang, Indramayu, delta Brantas), palawija, tebu (Surabaya). Entisol yang berasal dari abu-volkanik hasil erupsi yang dikeluarkan gunung-gunung berapi berupa debu, pasir, kerikil, batu bom dan lapili. Selain itu berasal dari gunduk pasir yang terjadi di sepanjang pantai, misalnya diantara Cilacap dan Parangtritis (selatan Yogyakarta), dan Kerawang.
Gambar 1.3
Inceptisol
Ciri-ciri ;
Ada horizon kambik , dimana terdapat horizon penumpukan liat <20% dari horizon diatasnya.
Tanah yang mulai berkembang tetapi belum matang yang ditandai oleh perkembangan profil yang lebih lemah.
Mencakup tanah sulfat masam (Sulfaquept) yang mengandung horison sulfurik yang sangat masam, tanah sawah(aquept) dan tanah latosol
Daerah penyebaran tanah jenis ini: Sumatera, Jawa, Kalimantan. Sebagain besar tanah ini ditanami palawija (jawa) dan hutan/semak belukar (sumatera dan Kalimantan)
Gambar 1.4
Ultisol
Ciri-ciri ;
Kandungan bahan organik, kenjenuhan basa dan pH rendah (pH 4,2-4,8).
Terjadi proses podsolisasi: proses pecucian bahan organik dan seskuioksida dimana terjadi penimbunan Fe dan Al dan Si tercui.
Bahan induk seringkali berbecak kuning, merah dan kelabu tak begitu dalam tersusun atas batuan bersilika, batu lapis, batu pasir, dan batu liat.
Terbentuk dalam daerah iklim seperti Latosol, perbedaan karena bahan induk : Latosol terutama berasal dari batuan volkanik basa dan intermediate, sedang tanah Ultisol berasal dari batuan beku dan tuff.
Tanah yang paling luas penyebarannya di Indonesia: Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan sebagian Jawa . sebaiknya tanah ini dihutankan atau untuk perkebunan seperti : kelapa sawit, karet dan nanas.
Gambar 1.5
Oxisol
Ciri-ciri ;
solum yang dangkal, kurang dari 1 meter
kaya akan seskuioksida yang telah mengalami pelapukan lanjut
adanya horizon oksik pada kedalaman kurang dari 1,5 m
susunan horison A, B, dan C dengan horizon B spesifik berwarna merah kuning sampai kuning coklat dan bertekstur paling halus liat
mengandung konkresi Fe/Mn lapisan kuarsa.
Banyak digunakan untuk perladangan, pertanian subsisten pengembalaan dengan intensitas rendah, dan perkebunan yang intensif seperti perkebunan tebu, nanas, pisang dan kopi.
Gambar 1.6
Vertisol
Ciri-ciri ;
Tanpa horizon eluviasi dan iluviasi
Koefisien mengembang dan mengerut tinggi jika dirubah kadar airnya
Bahan induk basaltic atau berkapur
Mikroreliefnya gilgei
Konsistensi luar biasa plastis
Di Indonesia jenis tanah ini terbentuk pada tempat-tempat yang tingginya tidak lebih dari 300 meter di atas muka laut dengan topografi agak bergelombang sampai berbukit, temperatur tahunan rata-rata 25oC dengan curah hujan kurang dari 2500 mm dan pergantian musim hujan dan kemarau nyata.Kandungan bahan organik umumnya antara 1,5-4%. Warna tanah dipengaruhi oleh jumlah humus dan kadar kapur. Di pulau jawa banyak digunakan untuk lahan pertanian padi sawah.
Gambar 1.7
Histosol /gambut
Ciri-ciri ;
Memiliki epipedon histik, yaitu epipedon yang mengandung bahan organik sedemikian banyaknya, sehingga tidak mengalami perkembangan profil ke arah terbentuknya horison-horison yang berbeda.
Warna coklat kelam sampai hitam, berkadar air tinggi dan bereaksi asam (pH3-5)
Gambut ombrogen meliputi hampir seperlima Sumatra, meluas sepanjang pantai Malaya, Kalimantan, dan pantai selatan Irian Jaya. Gambut ombrogen juga terdapat di Bangka Selatan, dimana pasir putih bumi mengendap sebelum mencapai laut membentuk berselang berselang-seling daerah deperesi bekas cabang sungai yang di tumbuhi flora khusus.
Gambut topogen terbentuk dalam topografik di rawa-rawa baik di dataran rendah maupun di pegunungan tinggi. Gambut ini meluas di Rawa Lakbok, Pangandaran, Rawa Pening, Jatiroto, Tanah Payau, di Deli (Sumatra) dan danau-danau di Kalimantan Selatan.
Gambut Pangandaran, sebelah selatan Rawa Lakbok juga bersifat eutrof dan topogen.
Gambar 1.8
Klasifikasi Tanah Menurut Pusat Penelitian Tanah Bogor
Tanah dapat diklasifikasikan melalui 2 (dua) cara klasifikasi, yaitu klasifikasi alami dan klasifikasi teknis, dengan penjelasan sebagai berikut :
• Klasifikasi alami adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat tanah yang dimilikinya tanpa menghubungkan dengan tujuan penggunaan tanah tersebut. Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar terhadap sifat fisik, kimia dan mineralogi tanah yang dimiliki masing-masing kelas yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan bagi berbagai penggunaan tanah.
• Klasifikasi teknis adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk penggunaan-penggunaan tertentu. (Contoh : klasifikasi kesesuaian lahan untuk perkebunan, tanah akan diklasifikasikan atas dasar sifat-sifat tanah yang mempengaruhi tanaman perkebunan tersebut seperti drainase tanah, lereng, tekstur tanah dan lainnya).
Dalam pengertian sehari-hari apabila orang menyebut klasifikasi tanah maka yang dimaksud adalah klasifikasi alami.
Terdapat berbagai macam sistem klasifikasi tanah yang ada di dunia, namun di Indonesia dikenal 3 (tiga) jenis klasifikasi tanah yang masing-masing dikembangkan oleh Pusat Penelitian Tanah Bogor, FAO/UNESCO dan USDA (United States Department of Agriculture = Departemen Pertanian Amerika Serikat). Nama-nama tanah dalam tingkat Jenis dan Macam tanah dalam sistem Pusat Penelitian Bogor yang disempurnakan (1982) sangat mirip dengan sistem FAO/UNESCO. Walaupun demikian nama-nama lama yang sudah terkenal tetap dipertahankan, tetapi menggunakan definisi-definisi baru. Jenis-jenis tanah yang ada adalah sebagai berikut :
Jenis – Jenis Tanah menurut Klasifikasi Pusat Penelitian Tanah Bogor, (disempurnakan, 1982)
NO. N A M A K E T E R A N G A N
1. Organosol Tanah organik (gambut) yang ketebalannya lebih dari 50 cm.
2. Litosol Tanah mineral yang ketebalannya 20 cm atau kurang. Di bawahnya terdapat batuan keras yang padu.
3. Rendzina Tanah dengan epipedon mollik (warna gelap, kandungan bahan organik lebih dari 1 %, kejenuhan basa 50 %), dibawahnya terdiri dari batuan kapur.
4. Grumusol Tanah dengan kadar liat lebih dari 30 % bersifat mengembang dan mengerut. Jika musim kering tanah keras dan retak-retak karena mengerut, jika basah lengket (mengembang).
5. Gleisol Tanah yang selalu jenuh air sehingga berwarna kelabu atau menunjukkan sifat-sifat hidromorfik lain.
6. Aluvial Tanah berasal dari endapan baru dan berlapis-lapis, bahan organik jumlahnya berubah tidak teratur dengan kedalaman. Hanya terdapat epipedon ochrik, histik atau sulfurik, kandungan pasir kurang dari 60 %.
7. Regosol Tanah bertekstur kasar dengan kadar pasir lebih dari 60 %, hanya mempunyai horison penciri ochrik, histik atau sulfurik.
8. Arenosol Tanah bertekstur kasar dari bahan albik yang terdapat pada kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm dari permukaan atau memperlihatkan ciri-ciri mirip horison argilik, kambik atau oksik, tetapi tidak memenuhi syarat karena tekstur terlalu kasar. Tidak mempunyai horisin penciri kecuali epipedon ochrik.
9. Andosol Tanah-tanah yang umumnya berwarna hitam (epipedon mollik atau umbrik) dan mempunyai horison kambik; kerapatan limbak (bulk density) kurang dari 0,85 g/cm3, banyak yang mengandung amorf atau lebih dari 60 % terdiri dari abu vulkanik vitrik, cinders atau bahan pyroklastik lain.
10. Latosol Tanah dengan kadar liat lebih dari 60 %, remah sampai gumpal, gembur, warna tanah seragam dengan dengan batas-batas horison yang kabur, solum dalam (lebih dari 150 cm), kejenuhan basa kurang dari 50 %, umumnya mempunyai epipedon kambrik dan horison kambik.
11. Brunizem Seperti Latosol, tetapi kejenuhan basa lebih dari 50 %.
12. Kambisol Tanah dengan horisin kambik, atau epipedon umbrik atau molik. Tidak ada gejala-gejala hidromorfik (pengaruh air).
13. Nitosol Tanah dengan penimbunan liat (horison argilik). Dari horison penimbunan liat maksimum ke horison-horison di bawahnya, kadar liat turun kurang dari 20 %. Mempunyai sifat ortoksik (kapasitas tukar kation kurang dari 24 cmol (+) / kg liat.
14. Podsolik Tanah dengan horison penimbunan liat (horison argilik), dan kejenuhan basa kurang dari 50 %, tidak mempunyai horison albik.
15. Mediteran Seperti tanah Podsolik (mempunyai horison argilik) tetapi kejenuhan basa lebih dari 50 %.
16. Planosol Tanah dengan horison albik yang terletak diatas horison dengan permeabilitas lambat (misalnya horison argilik atau natrik) yang memperlihatkan perubahan tekstur nyata, adanya liat berat atau fragipan, dan memperlihatkan ciri-ciri hidromorfik sekurang-kurangnya pada sebagian dari horison albik.
17. Podsol Tanah dengan horison penimbunan besi, Alumunium Oksida dan bahan organik (sama dengan horison sporadik). Mempunyai horison albik.
18. Oksisol Tanah dengan pelapukan lanjut dan mempunyai horison oksik, yaitu horison dengan kandungan mineral mudah lapuk rendah, fraksi liat dengan aktivitas rendah, kapasitas tukar kation rendah (kurang dari 16 cmol (+) / kg liat). Tanah ini juga mempunyai batas-batas horison yang tidak jelas.
EROSI DAN KERUSAKAN TANAH LAINYA
a. EROSI
Relef di permukaan bumi terbentuk karena adanya tenaga di dalam bumi dan di luar bumi dengan tenaga yang berasal dari luar bumi. Proses pembentukan relief bumi dengan tenaga yang berasal dari luar bumi, termasuk dalam tenaga eksogen. Tenaga eksogen yang membantu pembentukan relief bumi antara lain berupa erosi. Pada proses erosi, masa tanah atau batuan diuraikan atau dipindahkan dengan bantuan tenaga air, angin, es maupun tenaga gravitasi.
Jenis Jenis Erosi
a) Erosi Percik (splash erosion)
Erosi ini berupa percikan partikel-pertikel tanah halus yang disebabkan oleh tetes hujan pada tanah dalam keadaan basah. Tanda-tanda nyata adanya erosi percik pada musim hujan dapat kita amati pada permukaan daun yang terdapat partikel tanah, adanya batuan krikil diatas lapisan tanah.
b) Erosi lembar (sheet erosion)
Erosi ini memecah partikel tanah pada lapisan tanah yang hamper seragam, sehingga erosi ini menghasilakan kenampakan yang seragam.
c) Erosi Alur (rill erosion)
Erosi ini menghasilkan alur-alur yang mempunyai kedalaman kurang dari 30 cm dan lebar kurang dari 50 cm sering terjadi pada tanah-tanah yang baru saja diolah.
d) Erosi Parit (gully erosion)
Erosi ini menghasilkan alur-alur yang mempunyai kedalaman lebih dari 30 cm dan lebar lebih dari 50 cm. biasanya erosi seperti ini banyak terdapat pada daerah penambangan, baik itu penambangan pasir maupaun penambangan emas yang biasanya mengali tanah dan dilakukan penyedotan air, air pembuangan itu lah yang salah satu nya peneyebab terjadinya erosi parit.
Adapun penyebab terjadinya erosi sebagai berikut
a. Erosi oleh Angin
Gambar 1.
Air sebagai tenaga erosi
Pada gambar di atas adalah salah satu contoh tenaga erosi yang diakibatkan oleh hujan. hujan turun mengenai permukaan bumi yang kedalamnya beraneka ragam. Pada permukaan yang tidak bervegetasi. air jatuh ketanah dan mampu mengikis tanah. Berbeda dengan permukan tanah yang bervegetasi air dapa di simpan pada bagian-bagian vegetasi. Akar tanaman juga dapat menahan tanah
Gambar
Kemampuan infiltrasi air di berbagai tipe relief
Gambar di atas menjelaskan kondisi topografi yang bervariasi bagian 2 dan tiga mempunyai kemiringan lereng yang curam, air hujan yang turun memiliki kekuatan yang tinggi untuk mengalir ke bawah dan mengikis permukaan tanah. Turunya air ke bawah juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Pada lereng yang curam, air tidak banyak berinfiltrasi, air hujan akan menjadi aliran permukaan, pada bagian 4 banyak berlangsung diposisi, kerena merupakan daerah pengendapan dari materi lereng atas.
Gambar
Air jatuh ke tanah dengan infiltrasi tinggi
Pada gambar di atas jenis tanahnya mempunyai daya permeabilitas yang tinggi sehingga air cepat meresap ke dalam tanah dan menyebabkan air tidak banyak menjadi aliran permukaan
Gambar
Air jatuh pada tanah dengan infiltrasi rendah
Gambar diatas jenis tanahnya tidak mempunyai daya permeabilitas yang tinggi sehingga air yang jatuh banyak menjadi aliran permukaan dan mampu mengikis tanah.
Dari gambar-gambar diatas kita dapat menggambarkan mengenai factor-faktor yang mepengaruhi terjadinya erosi oleh tenaga air.
b. Erosi Oleh tenaga Gelombang
Erosi berdampak juga pada perubahan muka bumi. Abrasi (erosi pantai) akan mengikis daerah sekitar pantai. Kejadian seperti ini banyak terjadi di pantai-pantai kawasan Indonesia missal nya di daerah pantai Kal-Sel dibagian selatan seperti pantai Batakan, abrasinya cukup tinggi, pesisir pantai rusak dan kondisi pantai mereng 600 (membentuk dinding terjal yang baru) kawasan hutan pinusnya pun semakin dekat dengan bibir pantai, seperti gambar di bawah ini.
Gambar Gambar
Abrasi menghasilkan cekungan cekungan tererosi lebih lanjut menjadi gua
yang panjang pada garis pantai
Gambar Gambar
Erosi lebih lanjut oleh gelombang menyebakan erosi yang terus menerus menyebabkan cliff
Runtuhnya atap gua ke laut dan terbentulah runtuh.pada waktu yang panjang, proses ini
Cliff (dinding terjal). berlangsung terus-menerus, menyebabkan
Terbentuknya platform di kaki cliif
(dinding terjal).
c. Erosi oleh Tenaga Angin
Selain tenaga air dan gelombang yang mampu megubah wajah dan kenampakan bumi ternyata masih ada lagi satu tenaga yang mampu mengubah wajah bumi, yaitu tenaga angin yang juga mampu mengikis permukaan bumi, bagai mana prosese ini terjadi kita perhatikan gambar dibawah ini :
Gambar
Berdasarkan teori,adanya gurun pasir karna prosees pelapukan mekanis. Proses itu dimulai ketika suhu siang hari yang terik memanasi batuan gurun sampai di atas 80o Celsius sehingga batuan itu memuai
Gambar
Pemanasan atmosfer yang tidak merata oleh Di daerah tropis, udara panas naik, lalu mendinginkan
Matahari menimbulkan angina hingga tercipta dan melepas airnya.
Zona tekanan tinggi dan rendah. Udara ini menjadi dingin serta kering yang kemudian
Bergerak kearah kutub dan turun serta membentuk zona
Tekanan tinggi subtropis; dari sini berhembus angin pembuat gurun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar