Great Barrier Reef di Australia pada malam hari, di sini banyak terdapat coral (karang). Tampak sangat mirip dengan tumbuhan, bercabang-cabang seperti kipas, beranting serta bersemak. Malam hari kesamaannya sangat terlihat, sepanjang permukaan karang tunas kecil membuka mirip bunga, tetapi bangunan kecil ini tidak berperilaku seperti bunga. mereka mengejar dan memakan partikel kecil yang mengapung. Keadaan ini jelas menunjukkan bahwa karang adalah jenis hewan. Meskipun begitu bentuk mereka mirip tumbuhan. Hanya baru-baru ini kita menyadari jawabannya secara rinci dan terbukti bahwa ketika sinar matahari muncul, saat itulah karang mengubah perilaku secara radikal.
Karang seperti halnya tumbuhan harus mendapat cahaya, tidak bisa tumbuh di air pekat atau di tempat yang terlalu dalam sehingga cahaya matahari tak bisa menjangkaunya dan kesamaan ini bukan kebetulan. Saat siang hari matahari bersinar cerah, banyak karang yang makan dengan cara yang sama sekali tidak mirip dengan hewan. Cara yang amat berbeda, di permukaan tubuh karang ada tumbuhan hijau mikroskopis, yaitu Ganggang, ganggang ini makan dengan memproduksi tepung dan gula, tetapi karang juga sedang makan. Karang memiliki dinding pencernaan pada tumbuhan yang terperangkap, 80 % makanan yang dibuat ganggang bocor dan dimakan oleh karang. Setelah makan daging, pada malam hari karang mendapat sayuran. Karang menyediakan cahaya sebanyak mungkin untuk taman di dalamnya. Karang tumbuh persis seperti yang dilakukan oleh semak bagi pabrik makanannya, yaitu sewaktu semak tumbuh dengan cara serupa.
Adanya ganggang karang mendapat keuntungan dari pengaturan ini. Air laut yang jernih punya sedikit nitrat dan fosfat yang dibutuhkan ganggang, tapi saat itu ada dalam produk sisa dari karang. Ganggang aman di dalam batu dan dapat menyerap pupuk secara langsung dan hidup di air yang tidak dapat menyokong kehidupannya. Hewan lain di karang juga membuat taman serupa. Kerang Raksasa memelihara ganggang bukan dalam sel-selnya, tapi dalam ruang khusus tepat di bawah kulitnya yang membentuk garis-garis berwarna cokelat. Untuk memberi cahaya yang dibutuhkan ganggang, Kerang harus membuka mulutnya lebar-lebar yang dapat membahayakannya. Akan tetapi, bintik-bintik biru itu peka terhadap cahaya dan mampu memperingatkan jika ada bahaya yang tak diharapkan yang mungkin mengindikasikan adanya ancaman.
Beberapa Ubur-ubur juga memelihara populasi ganggang. Seperti dalam danau di Palau di Kepulauan Pasifik, Ubur-ubur memanjakan ganggang dengan cara luar biasa. Danau ini terputus dari laut oleh benteng batu kapur karang dan sangat sedikit ikan di sini, jadi ubur-ubur di sini tidak bisa hidup seperti umumnya ubur-ubur yang menangkap hewan mangsa. Tentakelnya tidak lagi bersengat untuk berburu, sebagai gantinya ubur-ubur berubah manjadi bagian untuk ganggang. danau ini dikelilingi oleh hutan tinggi yang tumbuh di dinding batu kapur. Matahari tidak dapat naik ke atas pohon untuk beberapa jam setelah fajar, tapi setidaknya cahaya menerpa air di satu ujung danau dan di sana ada berjuta ubur-ubur yang telah menunggu sinar matahari. Begitu matahari bergerak sedikit, bergerak pula armada besar yang berjalan pelan-pelan ke sisi danau, sehingga di tepi sinar ubur-ubur berkumpul amat rapat. Tanpa sengat ubur-ubur tidak berdaya, jika jatuh ke tangan anemon laut ubur-ubur tidak mungkin menangkis tentakel-tentakelnya yang mampu memakan ubur-ubur. Pelayaran siang hari menyusuri danau bukanlah satu-satunya perilaku ubur-ubur. Untuk memelihara ganggang, bila malam tiba ubur-ubur berenang di dasar laut. Di sana airnya pekat dengan zat tumbuhan dan endapan, dan di sana selama malam hari ganggang menyerap pupuk yang dibutuhkan.
Hewan terkadang menangkap tumbuhan bukanlah suatu kejutan. Semua hewan termasuk manusia selalu memanfaatkan tumbuhan, dengan cara apapun langsung atau tidak langsung mungkin lebih mengejutkan, bahwa ketika tumbuhan memanfaatkan hewan. Di Kalimantan, batang Rotan banyak yang menjadi sarang semut di batang rotan. Pukulan sekali saja akan membuatnya keluar dari sarang dan berdesis serta mebenturkan kepalanya secara sinkron pada batang pohon. Bagian ujung rotan merupakan bagian yang paling rapuh, tetapi bagian ini tidak dirusak oleh oleh para semut. Mereka merasakan bahwa batang pohon telah menjadi akomodasi bagi mereka, sehingga mereka memberikan imbalan pada rotan dengan tidak merusak komponennya.
Pohon Akasia banyak terdapat di Afrika Selatan, mereka melindungi diri dengan duri. Beberapa Akasia merekrut semut untuk menjaga mereka dari santapan hewan khsusnya jerapah yang sangat menyukai daun akasia. getaran kecil membuat mereka berhamburan keluar dan meggigit kulit jerapah sampai terasa sakit dan beranjak pergi. Akomodasi yang telah diberikan oleh akasia tidak mereka lupakan untuk membalas budi dengan mengahalau mangsa yang akan merugikan akasia. Akasia di Amerika Selatan tidak hanya memberi imbalan dengan madu untuk santapan semut, daun-daunnya juga memproduksi protein yang terdapat di ujung-ujung pangkal daun. Protein ini tidak khusus ditujukan untuk semut dewasa, tetapi dikhususkan bagi bayi-bayi semut yang akan menetas yang dibawa pulang oleh para induk ke dalam pangkal duri yang besar. Untuk memberi makan makanan yang telah diletakkan pada larva yang telah mempunyai kantung khusus, hanya cukup dengan menundukkan kepala dan memasukannya. Sebagai imbalan dari protein-protein yang telah diberikan akasia, semut-semut akan menyerbu mangsa akasia seperti serangga (belalang) yang hinggap dengan cara mengerubungi sampai mangsa pergi. Tidak hanya itu, semut juga membela tanamannya dari tumbuhan saingan yang ada di sekitar. Tunas pohon lain yang tumbuh akan mereka makan hingga mati, bagi tanaman yang menencapkan sulurnya pada pohon akasia maka akan diputuskan oleh mereka.
Tanaman yang lebih mengakomodasi, seperti di New Guinea. Tumbuhan ini memiliki batang yang besar yang mana ada lagi tumbuhan yang bergantung di batang tersebut. Tumbuhan ini lebih pantas disebut sebagai Tumbuhan Semut, karena di dalamnya penuh dengan keluarga semut. Tempat tumbuhan ini memang lembab, sehingga cocok untuk kehidupan semut. Di dalam sarang dan lebih jauh ke dalam, ditemukan para semut merawat anak, di sisi lain juga terdapat tempat pembuangan koloni semut yang sudah mati. Tembok kulit tumbuhan di dalamnya berbintil-bintil yang hal inilah yang menguntungkan bagi si Tumbuhan Semut.
Jamur membentuk simbiosis, jika dilihat memang yang satu ini tidak merugikan, tetapi apakah memang benar demikian. Jamur bukanlah sejenis hewan atau tumbuhan, ia merupakan jenis tersendiri. Jamur dapat melarutkan zat, batu, pohon, memakan tumbuhan, memakan pohon dan memiliki banyak fungsi bagi tanaman tertentu. Jamur mengeluarkan spora yang terus berjatuhan dalam setiap detik, tertiup angin dan menyebar ke segala arah. Akhirnya dalam waktu beberapa menit spora masuk ke dalam batang pohon melalui luka pohon dan pohon membusuk. Setelah 10 tahun atau bahkan ratusan tahun lebih sebagian pohon akan tidak berfungsi, batangnya membentuk silinder. Jamur hanya memakan bagian yang mati, sedangkan yang hidup tetap dibiarkan hidup. Setiap tahun pohon megeluarkan makhota daun yang lebat. Peralihan ini memberi keuntungan bagi pohon, hampir setiap ada badai besar pohon Ek akan roboh, tetapi pohon yang memiliki batang berlubang atau silinder tetap kuat berdiri. Rahasianya ada pada akar yang tumbuh dan mengumpulkan nutrisi, hewan yang bersarang di dalamnya memberikan nutrisi lebih untuk pertumbuhan, sehingga hewan-hewan ini sebagai mitranya dan membuatnya panjang umur. Jamur menyuplai makanan ke barbagai penjuru. Pohon Greet Spruce juga bermitra dengan jamur. Jamur bersimbiosis, batang pohon memerlukan zat-zat makanan seperti nutrisi, sinar matahari dan menyerap karbondioksida. Pohon besar tidak bisa hidup tanpa adanya organisme kecil di dalam tanah.
Jamur Agaric memakai bagian dari simbiosisnya. Sekitar 1/4 produksi gula dan tepung yang dibuat pohon pada daunnya, berjalan ke batang dan menuruni batang menuju ke tanah untuk memberi makan. Jamur tumbuh singkat dan langka menurut musim tumbuhnya, ada 1000 jenis jamur. Simbiosis pada jamur tidak terbatas pada pohonnya. Anggrek memiliki aneka warna yang menggangung pada organisme benang yang tumbuh di sekelilingnya. Benihnya berupa kapsul-kapsul amat halus. Benih ini sulit untuk bertunas, sehingga membutuhkan jamur sebagai media untuk dapat bertunas. Anggrek mempunyai mitra jamur tersendiri. Jamur bekerja dengan mengekstrak nutrisi sedemikian rupa sehingga anggrek dapat bertunas. Para ahli sengaja melalukan hal ini (menggabungkan benih anggrek dengan jamur) untuk mempercepat pertunasan anggrek dan mempermudah kehidupannya untuk mendapatkan jenis-jenis yang langka). Dalam 1 bulan jamur memasuki benih anggrek dan memberi nutrisinya. Jamur memberikan simbiosis terbesar dalam pertumbuhan anggrek. Partikel di dalam tanahnya terdapat ganggang dimana jamur mendapatkan makanan, menghasilkan bangunan makhluk hidup terbesar, yaitu lumut.
Beberapa lumut tumbuh sebagai semak dan rerumputan kecil. Organisme ini agak berhasil di Gurun Namieb Afrika Selatan, hamparan lumut berwarna orange seperti rumput dan masih kering seperti rumput layu dan memiliki 29 spesies. Lumut berfungsi untuk menyerap kelembaban da membawanya pada ganggang, jika tidak maka organisme akan layu. Tempat ini berada 1 mil dari hamparan laut, karena panas yang sangat menyebabkan aliran udara dingin dengan tekanan tinggi dari laut bergerak ke daerah sini dan menyebabkannya berkabut. Embun yang berjatuhan terserap oleh lumut dan terbawa pada ganggang, hal inilah yang membuatnya menjadi berwarna hijau. Lumut tumbuh amat lamban, hanya mencapai 1 mm per tahun. Lumut biasanya tumbuh di atas bebatuan. Ada pula lumut tumbuh di hutan purba yang tidak tertanggu, seperti di Pantai Pasifik Amerika Utara. Lumut di sini tumbuh menggantung pada batang pohon. Simbiosis antara tumbuhan dengan tumbuhan seperti lumut dan pakis yang memakai Cemara Sprucle hanya untuk bertengger.
Tumbuhan Mistletoe merupakan tumbuhan parasit yang mampu menghasilkan makanan sendiri, memiliki lebih dari 1.000 spesies dan di Australia ada 75 spesies. Buah pohon ini di makan oleh burung, setelah mencerna daging buah burung akan membuang kotorannya ke batang pohon karena lengket. Cairan ini akhirnya menjadi tunas. Keadaan ini menguntungkan bagi Mistletoe untuk berpindah ke pohon lain, tunas ini terkoneksi pada persediaan cairan inangnya. Jenis Mistletoe di Australia Barat berbunga pada bulan desember, sehingga disebut sebagai Pohon Natal (Christmas Tree), parasitnya berasal dari akar yang diikat oleh semak lain di permukaan tanah. Pohon ini mmperoleh air dan mineral dengan cara mengambil dari akar tanaman lain.
Tumbuhan Dodder mencari tmpangan untuk tnasnya di batang Pohon Nettle yang berduru dan menancapkannya. Dodder menghisap getah Nettla yang mampu memberi pertumbuhannya. Dodder adalah keluarga dari rumput jalar Convolvvluus. Ia memanjat dengan cara yang sama, jika dirasa makanannya nikmat, begitu tancapan mantap lalu mengkoneksi dan memungkinkannya berbunga. Setelah sekian lama akhirnya jaringan Nettle dikuasai batang Dodder. Dodder benar-benar tumbuhan parasit. Hubungan tuan dan parasit bisa lebih dekat seperti halnya di Kalimantan, bunga Rafflesia. tunasnya berasal dari akar batang pohon yang bukan miliknya, di dalam batang banyak terdapat filamen-filamen. Rafflesia makan hanya dari getah rambat. Salah satu tunas yang berukuran besar pada saat malam akan terbuka, dan saat pagi hari matahari mulai memasuki hutan kelopak bunga sudah hampir terbuka penuh. Ini merupakan jenis bunga tunggal terbesar di dunia dan yang paling besar ukurannya mencapai 3 kaki. Permukaannya berbintil seperti bangkai dan bau busuk, di dasar mangkuk yang berlapis berdiri pilar-pilar yang mengundang lalatuntuk masuk. Di bawahnya bergantung tetesan air serbuk bunga yang dilewati serangga. Meskipun pohon rambat tidak terluka fatal, tetapi Rafflesia mengekstraknya dalam waktu tanpa batas. Mungkin makanan yang diperoleh tanpa dicari dalam dunia tumbuhan seperti di manapun dapat membawa pada kemewahan dalam skala yang sangat besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar